Rabu, 28 Oktober 2009

BELAJAR PEMBELAJARAN SEMESTER III PBI

BELAJAR PEMBELAJARAN SEMESTER III PBI

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

BY

Ahmad Fahrurozi


PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN AZAS PEMBELAJARAN

Tugas mengajar  Teori-teori & prinsip-prinsip belajar tertentu di bagi menjadi 2 :
0 Rencana Pembelajaran :
Dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran.
0 Pelaksanaan Pembelajaran :
- membantu guru memilih tindakan tyang tepat
- Guru dapat terhindar dari tindakan yang kelihatanya baik tapi tidak berhasil meningkatkan proses belajar siswa
- Guru dapat memilih dan mengembangkan sikap guna menunjang peningkatan proses belajar siswa.
A. Prinsip-prinsip belajar & implikasinya bagi siswa dan guru
Prinsip-prinsip belajar :

1. Perhatian dan motivasi
Perhatian > materi sesuai > Kebutuhan :
1. Macam-macam keb. Maslow ( keb. Fisiologis, rasa aman, dikasihi dan mengasihi, harga diri, keb. Aktualisasi diri )
2. Motivasi > timbul > Sikap Positif dan motivasi
* Motivasi dibedakan dua yaiti :
a. motivasi intrinsik : Tenaga pendorong sesuai dengan perbuatan yang dilakukan.
b. Motivasi eksintrik : Tenaga pendorong yg ada di luar perbuatan yg dilakukanya tetapi menjadi penyertanya.
* Motivasi berdasarkan sifatnya :
a. Motivasi internal
b. Motivasi eksternal

2. Keaktifan
Sesuai psikologi dewasa ini anak adalah :
Mahluk aktif  Memiliki dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasi sendiri. Belajar tidak dapat dipaksakan dan dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mun gkinterjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
Jhon Dewey : Belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari diri siswa sendiri.
Menurut teori kognitif, belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpanya saja tanpa mengadakan transformasi.
Menurut teori kognitif anak : - sifat aktif , - konstruktif, - mampu merencanakan sesuatu, - mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah diperlakukan.

3. Keterlibatan langsung / Berpengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami, belajar tidak dapat dilimpahkan pada orang lain.
Edgar Dale dalam kerucut pengalamnya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dengan belajar secara langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi harus menghayati, terlibat langsung, dalam oerbuatan. Dan bertanggung jawab terhadap hasilnya .
Keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan langsung oleh ;
Jhon Dewey dengan : “learning by doing” belajar sebaiknya melalui perbuatan langsung.
Belajar harus dilakukan siswa : - Secara aktif (fisik& psikis), - Secara individual & kelompok, - Secara pemecahan masalah (problem solving).
‘tugas guru sebagai : pembimbing dan fasilitatir’
Kerucut pengalaman (The Cone Of Experience) menurut Edgar Dale :
1. pengalaman langsung
2. Pengalaman yang diatur
3. Dramatisasi
4. Demonstrasi
5. Darmawisata
6. Pameran
7. Gambar hidup
8. Rekaman, radio, gambar mati
9. Lambang visual
10. lambang verbal

Menurut Edgar dale ; kita dapat belajar dengan mengalaminya secara langsung, dengan melakukanya atau berbuat.
Mengamati orang lain melakukanya. Membaca.

4. Pengulangan
Prinsip ini dilakukan oleh siswa dengan kesadaran mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan. Misalnya dengan mengerjakan soal-soal latihan, dll. Prinsip belajar pengulangan ini dikemukakan oleh beberapa ahli Psikologi :

a. Teori Psikologi Daya (Faculty Psychology)

Belajar menurut teori ini adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia, yang terdiri atas daya mengamat, daya menanggap, daya menghayal, daya berfikir, daya merasa, daya mengingat, dsb. Dengan pengulangan daya-daya dtersebut akan berkembang.

b. Teori Psikologi Assosiasi atau Koneksinisme  Tokohnya Throndike
Teori ini berpendapat bahwa belajar adalah pembentukan hubungan antara Stimulus dan Respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.

c. Teori Condisioning  Pengembangan Teori Koneksionisme
- Koneksionisme : belajar adalah pembentukan hubungan Stimulus dan Respons.
- Psikologi kondisionong : respons timbul bukan saja oleh stimulus, tetapi juga karena stimulus yang di kondisikan.
Misalnya : Siswa berbaris masuk kelas karena mendengar bunyi lonceng.
Pengemudi kendaraan berhenti ketika lampu lalu lintas berwarna merah.
Teori Kondisionong ini menyatakan perilaku manusia dapat dikondisikan dan belajar merupakan upaya untuk mengkondisikan suatu perilaku atau respons terhadap sesuatu.
Mengajar adalah membentuk kebiasaan, dengan mengulang-ulang setiap perbuatan akan menjadi suatu kebiasaan, dan pembiasaan tidak perlu oleh stimulus yang sesungguhnya, tetapi dapat juga oleh stimulus penyerta.

Ketiga teori tersebut menekankan perlunya prinsip pengulangan dalam tujuan yang berbeda.
 Teori Psikologi Daya : Untuk melatih daya-daya
 Teori koneksionisme / assosiasi : Untuk membentuk respons yang benar
 Teori Condisioning : Untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan.
Contoh : dalam pembelajaran masih diperlukan drill atau stereotyping.

5. tantangan
Menurut teori Medan dengan tokohnya : Kurt Lewin bahwa dalam situasi belajar siswa berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu hambatan yaitu mempelajari bahan belajar. Maka timbulah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tsb. Apabila hambatan itu teratasi, tujuan belajar telah tercapai, maka siswa tersebut masuk medan baru dean tujuan baru, demikian seterusnya.
 Agar timbul motif, maka bahan belajar haruslah yang menantang dan membuat siswa bergairang untuk mengatasin ya.
Contoh ; CBSA – dimana siswa dihadapkan pada tugas / permasalahan untuk dipecahkan bersama-sama.
Pembelajaran dengan metode experiment, inkuiri, diskoveri, pemberian penguatan positif dan negatif alkan menantang siswa menimbulkan motif belajar.

6. Balikan dan Penguatan
Prinsip ini ditekankan oleh teori belajar Operant Condisioning dengan tokohnya : B.F. Skinner.
 Teori Kondisioning : yang diberi kondisi adalah stimulus.
 Teori Operant Kondisioning : yang diberi kondisi Respons.
(Kunci teori Operant Condisioming adalah “law of effect” dari Thorndike)
Contoh prinsip balikan : Guru mengembalikan hasil pekerjaan siswa / ulangan.
Contoh penguatan positif : hadiah dan pujian
Contoh penguatan negatif : hukuman, ganjaran.

7. Perbedaan Individual
Tiap-tiap siswa berbeda satu denagn yang lainya, baik dalam kecerdasan , emosi, sikap, sifat, bakat, minat kepribadian.
Perbedaan-perbedaan ini harus diperhatikan guru dalam upaya pembelajaran.
o Sistem klasikal yang dilakukan di sekolah-sekolah kitya kurtang memperhatikan perbedaan individual siswa.
Pembelajaran diupayakan uintuk mengatasi hambatan perbedaan :
 Penggunaan metode atau strategi belajar mengajar berfariasi sehingga perbedaan –perbedaan siswa teratasi.
 Menggunakan media instruksional
 Memberikan tambahan pelajaran pengayaan pelajaran bagi siswa yang pandai dan memberikan bimbingan belajar bagi siswa-siswa yang kurang.
 Pemberian tugas disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa.
 Tindak pembelajaran menggunakan bahan belajar berbagai bidang disekolah.
 Proses belajar merupakan suatu respons terhadap segala cara pembelajaran yang diprogramkan guru.
 Proses belajar meningkatkan kemampuan kognitif , afektif , dan psikomotor.
 Perilaku siswa merupakan hasil proses belaja\r.
Perilaku siswa : - tak dikehendaki dan -dikehendaki  diperkuat (pengulangan latihan ,drill/ aplikasi)
 Hasil belajar merupakan puncak proses belajar, dapat berupa dampak pengajar dan dampak pengiring.
KBM :  Peserta Didik  tindak mengajar Respons (tindak belajar) : keingintahuan & Kebutuhan.
 Pendidik  (pembelajaran )
Proses belajar mengajar anak mampu :
- Mengidentifikasi
- Merumuskan masalah
- Mencari dan menemukan fakta
- Menganalisis
- Menafsirkan dan menarik kesimpulan
Thorndike : Keaktifan siswa dalam belajar tampak melalui latihan –latihan (“low of excercise” belajar memerlukan latihan-latihan)
Prinsip keaktifan menunjukan bahwa siswa merupakan manusia belajar aktif selalu ingin tahu
Dalam belajar keaktifan dapat dalam bentuk : membaca, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dsb.
Kegiatan pikir yg susah diamati, misalnya : Khasanah ilmu pengetahuan yg dimiliki dlm memecahkan masalah yg dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yg lain, menyimpulkan hasil percobaan dann kegiatan-kegiatan psikis yang lain.

TEORI-TEORI BELAJAR

1. Teori Koneksionisme
Tokoh : Thorndike
Mengungkapkan : Belajar adalah proses pembentukan assosiasi antara kesan panca indra dengan perbuatan.
Proses belajar berlangsung sesuai dengan :
a. Hukum kesiapan ( low of readness ) .> belajar berlangsung secara efektif dan efisien bila peserta didik telah memiliki kesiapan belajar. Hukum ini menjelaskan materi belajar : sesuai dengan kebutuhan belajar dan sesuai dengan cara –cara peserta didik.
b. Hukum Latihan (Law of Excercise) > Koneksi antara kondisi (stimulus0 dan tindakan dalam belajar akan menjadi lebih kuat dengan adanya latihan penggunaan sesuatu yang dipelajari (law of use), sebaliknya koneksi, kondisi dan tindakan menjadi lemah apabila tanpa latihan (law of use).
c. Hukum efek (law of effec) Kegiatan belajar akan memberikan hasil yang menyenangakan kepada peserta didik (pujian, hadiah) akan cenderung kegiatan belajar itu diulangi dan dikembangkan oleh peserta didik, sebaliknya kegiatan belajar yang memberikan hasil yang tidak menyenangkan (celaan, hukuman) cenderung akan dihentikan atau dihindari peserta didik.

2. Teori Conditioning
Pelopor : Juan Paulov, dikembangkan Watson
Belajar menurut teori ini adalah suatu proses yang disebabkan oleh adanya syarat tertentu, yaitu berupa rangsangan. Pengkondisian (conditioning) dalam bentuk rangsangan dan pembiasaan mereaksi terhadap rangsangan tertentu menimbulkan proses belajar. Skinner mengembangkan teori Operan Conditioning, melalui percobaan burung dan kabat yang dilengkapai pengungkit.

3. Teori Gestalt
Tokoh : Wertheimer
Belajar, peserta didik tidak menangkap bagian-bagian sesuatu gejala, melainkan menerimanya secara keseluruhan,
Penelitian Wertheimer merekomendasikan 5 macam hukum :
Hukum Pragmans: Pengamatan terhadap sesuatu obyek akan dikaitkan dengan sesuatu yg berarti ditinjau dari segi susunan , bentuk, ukuran ataupunwarna.
Hukum Kesamaan (law of similarity) : orang cenderung mengelompokan gejala berdasarkankesamaan bukan perbedaan 2x
Hukum Keterdekatan (law of proximit) : Orang cenderung mengelompokan gejala berdasarkan kedekatanya dibanding dg kerenggangannya.
Hukum Kontinuitas (law of continuitas) : Objek biasanya diamati dg pola atau bentuk dalam totalitas secara keseluruhan.
Hukum Ketertututpan (law of Closure) : dalam pengamatan kecendrungan untuk melengkapi yang kurang sehingga keseluruhanya ditangkap secara utuh.

4. Teori Medan
Oleh : Kurt Lewin
Belajar berarti orang itu berada dalam medan psikologis, dimana ia menghadapi hambatan-hambatan atau tantangan yang berupa bahan pelajaran.
Belajar banyak dipengaruhi lingkungan.
Tiga fase identifikasi perubahan tingjkah laku :
- Tujuan fase pencairan :
Untuk memotifasi seseorang atau kelompok agar siap mengadakan perubahan.
- Upaya pengubahan :
Terjadi apabila seseorang telah termotivasi untuk berubah sehingga ia cenderung untuk menerima pola-pola tingkah laku yang baru.
- Pemantapan : Proses pengintegrasian tentang hal baru yg telah dipelajari oleh seseorang kedalam kepribadiananya.

Beberapa prinsip belajar berdasarkan konsep dan aliran pembelajaran dikemukekan :
1. Konsep J. Piaget
Ada 4 tahapan perkembangan kognitif pada individu :
- Sensori motorik : gerakan –gerakan sensori
- Praoperasional : sebelum individu belajar melalui hal-hal yg berkaitan atau yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.
- Operasional konkrit : dikembangkan melalui tindakan langsung (directiont)
- Operasionalformal/ proposional : tahap perkembangan kognitif ini akan tercapai jika tahap operasional konkrit telah tercapai.

2. Konsep Aliran Tingkah laku
Belajar sebagi suatu pola hubungan stimulus dan respon
Menurut Thorndike, belajar merupakan kegiatan mencaba dan salah (trial &error)
Hasil penelitianya menghasilkan 3 hukum :
Hukum kesopanan, Hukum Latihan, Hukum Efek.
Thorndike : Proses belajar behavioristik mengandung 3 unsur : Stimulus, rangsangan, respon.

3. Aliran Humanis
Menekankan pentingnya sasaran kognitif dan afektif pd. Peserta didik serta kondisi lingkungan sekitarnya.

4. Teori Andra gogi
Dari “andr” dan “agagos” bhs yunani artinya orang dewasa dan membimbing.
Knowles mendifinisikan sebagai seni dan ilmu dalam membantu peserta didik (orang dewasa) untuk belajar. Berbeda dengan Paedagogogi Yg dapat diartikan sebagai seni dan ilmyu untuk mrngajar anak-anak.
Dapat dikatakan Orang Dewasa Dapat dilihat dari segi :
Segi biologis : mampu melakukan reproduksi
Segi sosial : mampu melakukan peran sosial
Segi Psikologis ; bertanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yg diambil.

Darkenwald dan Meriam memandang bahwa seseorang disebut dewasa apabila ia telah melewati masa pendidikan dasar dan telah termasuk usia kerja yakni 16 thun.
Orang dewasa : orang yang telah memiliki kematangan fungsi-fungsi reproduksi (biologis), sosial dan psikologis.
Peserda didik harus mampu membantu peserta didik untuk terlibat :
a. Mengidentifikasi kebutuhan belajarnya.
b. Merumuskan tujuan belajarnya.
c. Ikut serta memikul tanggung jawab dlm perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar./
d. Berpartisipasi dalm mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar.
Asumsi-asumsi yang menjadi landasan dalam teori andragogi :
1) Orang Dewasa mempunyai konsep diri
2) Orang dewasa mempunyai akumulasi pengalaman.
Implikasi : mereka dilibatkan untuk berperan sebagai masa sambel, pengenalan konsep-konsep baru akan lebih tepat bila berdasar pada pengalaman-pengalaman.
3) Oranng dewasa mempunyai kesiapan untuk belajar

Implikasi praktis dalam poses pembelajaran :
- Urutan program pembelajaran perlu disusun berdasarkan urutan tugas perkembangan untuk melaksanakan peranannya.bukan berdasarkan urutan logis mata pelajaran.
- Penyesuaian materi dan kegiatan belajar dengan kebutuhan belajar yg relevan dengan tugas perkembangan peranan orang dewasa perlu diutamakan.
4) Orang dewasa berharap segera menerapkan perolehan belajarnya.
Implikasinya :
- Program pembelajaran perlu berorientasi pada pemecahan masalah bagi kehidupan dewasa.
- Pengalaman belajar harus dirancang berdasakan masalah yang dihadapi oleh orang dewasa dalam kehidupanya, yang menyangkut pekerjaan, peranan sosial, dsb.
5) orang dewasa memiliki kemampuan uintuk belajar

5. Aliran reformasi sosial
Oleh : Jllich dan Joulo freire
Keduanya menjunjung tinggi harkat manusia secara individual dan hasrat membebaskan manusia dari lingkungan yang mengeksploitasinya.

KEGFIATAN PEMBELAJARAN
Adalah setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa sedangkan kegiatan pembelajaran dilakukan oleh pendidik /guru.

STRATEGI KEGIATAN PEMBELAJARAN
Arti sempit : strategi pembelajaran sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Arti luas : Strategi belajar sebagai penetap semua aspek yang berkaitan denagn pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk didalamnya adalah perencanaan, pelaksanaan, dan penlaian terhadap proses hasil dan pengaruh kegiatan pembelajaran.

TUJUAN BELAJAR
Mengembangkan kemampuan-kemampuan yang adad pada peserta didik
a) Kognitif ( Simon Bloom) taksonomi bloom
- Pengetahuan/ ingatan
- Pemahaman /pengertian
- Aplikasi / penerapan
- Sintesa / penggabungan
- Analisa / analisis
- Penilaian / evaluasi
b) Afektif (Simon bloom & Kretch Wohl)
- penerimaan
- partisipasi
- penilaian dan penentuan sikap
- organisasi
- pembentukan pola hidup
c) Psikomotorik (Simphon)
- persepsi
- kesiapan
- gerakan terbimbing
- gerakan terbiasa
- gerakan kompleks
- penyesuaian pola gerakan
- kreatifitas